Senin, 18 Januari 2010

kumpulan makalah

MULTI LEVEL MARKETING


A. PENDAHULUAN
Multi Level Marketing yang lebih dikenal MLM di Indonesia mempunyai cacatan prestasi tersendiri.pada tahun 2009 ini perusahaan yang mengadopsi sistem MLM mengalami peningkatan jumlah. Ini terbukti dari data APLI (Asosiasi Penjualan Langsing Indonesia) selaku badan pelindung bagi perusahaan yang pemasarannya berkonsep MLM mencantumkan ada penambahan jumlah anggota yang tergabung di APLI sebanyak lebih dari 70 anggota.
Pandangan masyarakat tentang Multi Level Marketing atau MLM sangat beragam. Sebagian besar masyarakat memandang MLM adalah cara yang tidak etis untuk dijadikan sebagai jalan menuju kesejahteraan. Karena kurangnya pengetahuan masyarakat Indonesia tentang MLM yang benar ditambah lagi banyak masyarakat yang tertipu dengan sistem yang berkedok MLM.
Walaupun MLM di Indonesia banyak mengalami tantangan. Tetapi tidak menjadikan perusahaan MLM di Indonesia menurun, malah sebaliknya perusahaan MLM di Indonesia semakin berkembang dan setiap tahunnya mencetak orang-orang ultrakaya baru ini terbukti di majalah Warta Bisnis tahun 2008 yang mensejajarkan penghasilan para networker dengan para ultrakaya di Indonesia.

B. LANDASAN TEORI
Multi Level Marketing termasuk merupakan pemasaran berjenjang dan saling terkait dengan adanya bonus yang berbeda pada setiap tingkatan. Adapaun pengertian direct selling adalah sebagai berikut :
1. Definisi Direct selling
Adalah kelompok individu atau perusahaan yang mengarahkan aliran produk dari produsen ke konsumen.( ( Titik N & Mahmud, Pemasaran Kontemporer, 2005)
Merupakan komunikasi langsung dengan konsumen perorangan yang menjadi sasaran, untuk memperoleh tanggapan segera. ( Kotler & Amstrong, prinsip-prinsip dasar pemasaran,1998)
2. Manfaat Direct Selling
-dapat membangun hubungan yang berkelanjutan dengan setiap pelanggan
-direct selling juga dapat diatur waktunya untuk dapat meraih prospek secara waktu yang tepat.
3. Pertumbuhan Direct Selling

C. STUDI KASUS
1. MLM Dan Kontroversinya
Pemasaran berjenjang (bahasa Inggris: multi level marketing) adalah sistem penjualan yang memanfaatkan konsumen sebagai tenaga penyalur secara langsung. Harga barang yang ditawarkan di tingkat konsumen adalah harga produksi ditambah komisi yang menjadi hak konsumen karena secara tidak langsung telah membantu kelancaran distribusi.
Promotor (upline) biasanya adalah anggota yang sudah mendapatkan hak keanggotaan terlebih dahulu, sedangkan bawahan (downline) adalah anggota baru yang mendaftar atau direkrut oleh promotor. Akan tetapi, pada beberapa sistem tertentu, jenjang keanggotaan ini bisa berubah-ubah sesuai dengan syarat pembayaran atau pembelian tertentu.
Komisi yang diberikan dalam pemasaran berjenjang dihitung berdasarkan banyaknya jasa distribusi yang otomatis terjadi jika bawahan melakukan pembelian barang. Promotor akan mendapatkan bagian komisi tertentu sebagai bentuk balas jasa atas perekrutan bawahan.

2. Kontroversi
Seringkali ditemukan kerancuan istilah antara pemasaran berjenjang dengan permainan uang (money game). Pemasaran berjenjang pada hakikatnya adalah sebuah sistem distribusi barang. Banyaknya bonus didapat dari omzet penjualan yang didistribusikan melalui jaringannya. Sebaliknya, pada permainan uang bonus didapat dari perekrutan, bukan omzet penjualan. Kesulitan membedakan pemasaran berjenjang dengan permainan uang terjadi karena bonus yang diterima berupa gabungan dengan komposisi tertentu antara bonus perekrutan dan komisi omzet penjualan.
Sistem permainan uang cenderung menggunakan skema piramida (atau skema Ponzi) dan orang yang terakhir bergabung akan kesulitan mengembangkan bisnisnya. Dalam pemasaran berjenjang, walaupun dimungkinkan telah memiliki banyak bawahan, tetapi tanpa omzet tentu saja bonus tidak akan diperoleh.
Informasi tentang jenis pemasaran berjenjang yang benar dapat mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan REPUBLIK INDONESIA No. 13/M-DAG/PER/3/2006 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat Izin Usaha Penjualan Langsung dengan memuat larangan tegas yang tercantum pada bab VII.
Masalah di dalam pemasaran berjenjang sering terjadi bila sistem komisi menjurus pada permainan uang. Biaya keanggotaan bawahan secara virtual telah dibagikan menjadi komisi promotor sementara harga barang menjadi terlalu mahal untuk menutupi pembayaran komisi kepada promotor. Dalam jangka panjang, hal ini membuat komisi menjadi tidak seimbang, di mana komisi telah melebihi harga barang dikurangi harga produksi.
Hal ini tentu akan membuat membuat konsumen di tingkat tertinggi mendapatkan harga termurah atau bahkan mendapatkan keuntungan bila mengetahui cara mengolah jaringannya, sedangkan konsumen yang baru bergabung mendapatkan kerugian secara tidak langsung karena mendapatkan harga termahal tanpa mendapatkan komisi atau komisi yang didapatkan tidak sesuai dengan usaha yang telah dilakukan sehingga akhirnya anggota baru tersebut terangsang untuk mencari konsumen baru agar mendapat komisi yang bisa menutupi kerugian virtual yang ditanggungnya.
Pelanggaran bisa pula terjadi bila perusahaan penyedia sistem pemasaran berjenjang menjanjikan sesuatu berlebih yang tidak mungkin bisa dicapai konsumen. Misalnya, jika konsumen bisa mendapatkan 10 jenjang jaringan yang setiap jenjangnya harus berisi 10 anggota, maka ia akan mendapatkan bonus Rp 10 Miliar. Sepintas hal ini terlihat menggiurkan dan mudah, tetapi jika konsumen menggunakan akal sehatnya, ia sebenarnya harus merekrut 1010 bawahan atau sepuluh pangkat sepuluh, yaitu sejumlah 100 juta anggota baru (hampir separuh penduduk Indonesia).
3. Pelaku MLM ( Networker)
Kebetulan penulis merupakan networker pada perusahaan Tiens Internasional adalah perusahaan network yang berasal dari Cina dengan produk utamanya adalah food suplemen. Hampir 2 tahun penulis bergabung pada bisnis jaringan, banyak pengalaman baru yang penulis peroleh diantaranya :
1. Pengembangan Diri
2. Mengasah jiwa entrepreneurship
3. Bertanggung jawab pada usahanya sendiri. Karena pada hakekatnya tidak ada bos dalam bisnis jaringan.
4. Melatih untuk berpikir positif dalam menghadapi pada setiap keadaan
Suka duka penulis dalam mengembangkan bisnisnya banyak penulis rasakan seperti penolakan dan penghinaan. Akan tetapi semua itu adalah proses yang harus penulis jalani dan resiko yang harus dibayar. Karena semua kesuksesan tidak akan tercapai tanpa adanya kerja keras.

D. KESIMPULAN
Dari wacana diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. konsep MLM belum banyak dimengerti oleh masyarakat sehingga akhirnya terjadi kesalah pahaman dan memukul sama rata pada semua jenis MLM.
2. pelaku-pelaku bisnis jaringan banyak menemukan hal-hal baru yang kebanyakan diluar teori.
3. Fokus, kerja keras, system adalah modal awal bagi para pemula pelaku bisnis jaringan untuk berhasi.

Tidak ada komentar: