Sabtu, 29 Januari 2011

MANFAAT SERTA KHASIAT KETAWA DAN TERTAWA BAGI KESEHATAN

"Badut itu seperti aspirin, hanya saja ia bekerja dua kali lebih cepat,” kata almarhum Groucho Marx, bintang film komedi yang kata-katanya sering dikutip orang. Mengapa ia bisa bilang begitu? Apa manfaat serta khasiat ketawa dan tertawa bagi kesehatan?
  1. Tawa itu meringankan rasa khawatir. Sebab, seseorang tidak dapat tertawa dan merasa takut secara bersamaan. Secara fisik itu tidak mungkin. Tawa juga mengecilkan sumber dan ukuran rasa takut kita.
  2. Tawa mengurangi rasa ingin sendiri. Sebab, tawa membuat kita ingin bersosialisasi dengan orang lain dan meringankan rasa kesendirian.
  3. Tawa mengurangi agresi dan konflik. Orang yang tertawa tidak dapat berbuat kasar pada orang lain.
  4. Sistem kekebalan tubuh jadi lebih kuat dengan tertawa, kadar hormon stres pun berkurang, jantung dan sistem peredaran darah lebih sehat, serta otot menjadi lebih rileks.
  5. Tertawa adalah sumber latihan jantung yang sehat, khususnya bagi orang yang telah berusia lanjut. Selain itu, juga akan membuat pola napas khusus yang baik bagi kesehatan organ-organ pernapasan.
  6. Tawa bekerja seperti virus karena menyebar dengan cepat. Menyebarkannya ke seluruh dunia akan mengurangi kemarahan dan kekerasan.
  7. Kesehatan mental kita menjadi lebih baik dengan tertawa. Stres berkurang, begitu pula rasa marah dan khawatir, tapi rasa bahagia dan sikap positif meningkat.
  8. Membuat kita menjadi lebih kreatif dan mampu memecahkan masalah. Kepuasan kerja pun meningkat. Kita dapat bekerja lebih keras namun merasa nyaman. Singkatnya, produktivitas meningkat.
  9. Semua orang bisa tertawa. Manusia dilahirkan dengan bakat untuk tertawa. Sense of humor tidak terlalu diperlukan untuk tertawa.
  10. Tertawa adalah proses alami yang mengurangi rasa sakit, baik secara fisik maupun emosional. Ini adalah obat alami dari tubuh sendiri. Banyaklah tertawa dan Anda akan merasakan ternyata hanya butuh sedikit obat untuk menikmati hidup.

Jumat, 28 Januari 2011

Arsip UKM Paduan Suara









Kamis, 27 Januari 2011

Ketulusan Cinta

Salahlah bagi orang yang mengira bahwa cinta itu datang kerana pergaulan yang lama dan rayuan yang terus menerus.

Cinta adalah tunas pesona jiwa, dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat, ia takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan
abad.

Ketika cinta memanggilmu maka dekatilah dia walau jalannya terjal berliku, jika cinta memelukmu maka dakaplah ia walau
pedang di sela-sela sayapnya melukaimu.

Cinta tidak menyedari kedalamannya dan terasa pada saat perpisahan pun tiba. Dan saat tangan laki-laki menyentuh tangan
seorang perempuan mereka berdua telah menyentuh hati keabadian.

Cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia kerana cinta itu membangkitkan semangat- hukum-hukum kemanusiaan dan gejala
alami pun tak mampu mengubah perjalanannya.

Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini, pastilah cinta akan menyatukan kita dalam
kehidupan yang akan datang

Jangan kau kira cinta datang dari keakraban yang lama dan pendekatan yang tekun. Cinta adalah kesesuaian jiwa dan jika
itu tak pernah ada, cinta tak akan pernah tercipta dalam hitungan tahun bahkan abad.

Cinta berlalu di depan kita, terbalut dalam kerendahan hati; tetapi kita lari daripadanya dalam ketakutan, atau
bersembunyi di dalam kegelapan; atau yang lain mengejarnya, untuk berbuat jahat atas namanya.

Setiap lelaki mencintai dua orang perempuan, yang pertama adalah imaginasinya dan yang kedua adalah yang belum dilahirkan.

Aku mencintaimu kekasihku, sebelum kita berdekatan, sejak pertama kulihat engkau.

Aku tahu ini adalah takdir. Kita akan selalu bersama dan tidak akan ada yang memisahkan kita.

Setiap orang muda pasti teringat cinta pertamanya dan mencuba menangkap kembali hari-hari asing itu, yang kenangannya
mengubah perasaan direlung hatinya dan membuatnya begitu bahagia di sebalik, kepahitan yang penuh misteri.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu… Aku
ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.

Jangan menangis, Kekasihku… Janganlah menangis dan berbahagialah, kerana kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan
cinta yang indah… kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan.

Apa yang telah kucintai laksana seorang anak yang tak henti-hentinya aku mencintai… Dan, apa yang kucintai kini… akan
kucintai sampai akhir hidupku, kerana cinta ialah semua yang dapat kucapai… dan tak ada yang akan mencabut diriku dari
padanya

Cinta yang dibasuh oleh airmata akan tetap murni dan indah sentiasa.

by : http://www.omdhani.info

Jumat, 14 Januari 2011

Satu Cinta

Sabtu, 01 Januari 2011

PROYEKSI EKONOMI 2011

Antara Pertumbuhan Ekonomi dan
Kenyataan Deindustrialisasi

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan, pertumbuhan ekonomi nasional pada 2011 bisa mencapai 7 persen. Ini akan terwujud jika pemerintah mampu mengatasi faktor-faktor penghambat pertumbuhan ekonomi tersebut.

"Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 cukup baik. Tahun depan, beberapa lembaga memprediksi pertumbuhan ekonomi antara 6,3 persen hingga 6,5 persen. Tapi, Kadin beranggapan, ekonomi bisa tumbuh sampai 7 persen kalau syarat-syarat yang dibutuhkan itu terpenuhi," katanya di Jakarta, Kamis (23/12).
Syarat-syarat yang dimaksud itu, antara lain pembangunan infrastruktur energi, jalan, dan pelabuhan, serta perbaikan sistem logistik nasional. Selain itu, pemerintah bersama pelaku usaha juga harus bekerja sama menyelesaikan persoalan dunia usaha.
Untuk itu, Kadin Indonesia mengusulkan 10 program aksi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 7 persen pada tahun depan. Pertama, pemerintah sebaiknya menaikkan defisit pada anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang selama ini ditetapkan 1,7 persen menjadi minimal 2,5 persen. Ini agar tersedia cukup dana untuk memacu kinerja sektor riil.
"Dana ini semestinya diprioritaskan untuk pembangunan infrastruktur, seperti jalan, pelabuhan, bandara, jaringan kereta api, dan lahan untuk kawasan industri," tutur Suryo pada acara "Economic Outlook 2011 Kadin Indonesia", yang juga dihadiri Ketua Dewan Penasihat Kadin Indonesia Fahmi Idris, Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia Oesman Sapta Odang, serta sejumlah pengurus Kadin Indonesia lainnya.
Selanjutnya, Kadin Indonesia merekomendasikan pemerintah menitikberatkan orientasi pembangunan pada industri manufaktur yang bernilai tambah tinggi, khususnya di sektor pangan, pertanian, maupun pertambangan. Ini dilakukan supaya Indonesia tak lagi menjadi pengekspor bahan mentah.
Sedangkan ketiga, Kadin mengusulkan, pemerintah menetapkan insentif fiskal dan moneter untuk mendukung upaya swasembada energi dan pangan. Organisasi pengusaha ini juga menyarankan pemerintah memperbaiki kebijakan-kebijakan makro di bidang investasi, perdagangan, dan perbankan, terutama yang selama ini menghambat upaya korporasi dalam meningkatkan daya saing. Selain itu, pemerintah juga harus mendorong perbankan bisa mendukung investasi di sektor riil, terutama untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur yang sampai sekarang masih menjadi penghambat utama pertumbuhan ekonomi.
"Pemerintah juga harus mengupayakan penurunan tingkat suku bunga menjadi di bawah 10 persen seperti di negara-negara pesaing. Ini supaya daya saing industri kita lebih kuat dan pertumbuhan sektor riil terpacu," ujar Suryo.
Program aksi lain yang direkomendasikan Kadin Indonesia adalah pembuatan rencana pengembangan industri prioritas, kampanye penggunaan produk dalam negeri, dan peningkatan investasi di daerah. "Kalau usul-usul ini dijalankan, kami yakin pertumbuhan ekonomi bisa sampai 7 persen," ucapnya.

Positif

Di lain pihak, sejumlah pengamat juga memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2011 bisa mencapai 6,4 persen. Selain ekspektasi pasar yang tetap positif trennya, juga diperlukan keberanian dari pemerintah untuk mencapai target dan program yang telah dicanangkan.
"Saya melihat tidak ada gangguan berarti. Kalau program pemerintah berhasil, pertumbuhan akan lebih cepat lagi di 2011 dan bisa 6,4 persen," kata Chief Economist Dana Reksa Institute Purbaya Yudi Sadewa dalam acara "Hipmi Economic Outlook 2011" di Jakarta, Kamis (23/12).
Dia memperkirakan, situasi Indonesia akan terus kondusif hingga 2016, sehingga ekonomi akan terus ekspansif. Dalam hal ini, bisa dikatakan, ke depan, potensi pembangunan ekonomi Indonesia akan sangat cerah.
"Hambatannya cuma satu, yakni perilaku sistemik yang jarang berubah," katanya.
Sedangkan ekonom senior Mirza Adityaswara malah menilai bahwa saat ini kondisi Indonesia seperti era 1990-1997, terutama ditandai dengan kondisi politik yang stabil, pasar finansial yang terus meningkat, dan suku bunga yang berada pada level terendah sepanjang sejarah. Ini ditunjang dengan kondisi perbankan yang sehat. "Artinya, perbankan sudah punya modal, dan bahkan beberapa sudah right issue (terus menerbitkan saham baru). Jadi, bisa dibilang 80 persen dari ekuitas mendukung untuk pertumbuhan ekonomi," katanya.
Karena itu, pertumbuhan 6,3-6,5 persen mungkin dicapai dan bisa lebih tinggi. Namun, pemerintah harus bekerja lebih keras, terutama untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur, termasuk koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah serta peningkatan penyerapan anggaran.

Sulit

Di tempat terpisah, pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Deniey Adi Purwanto mengatakan, gejala deindustrialisasi semakin terlihat di Indonesia. "Kita semakin menuju ke sana, dan dengan kondisi tersebut semakin sulit mengurangi pengangguran serta mengentaskan kemiskinan," ujarnya.
Menurut dia, ada tidaknya deindustrialisasi di Indonesia dapat dilihat dari kontribusi industri terhadap ekonomi, tingkat pertumbuhan, ekspor, dan penyerapan tenaga kerja. Masalah ini terkait fundamental perekonomian Indonesia. Selama ini sektor industri manufaktur terus mengalami penurunan.
Padahal, industri manufaktur merupakan sektor padat karya, di samping sektor pertanian yang memunyai implikasi terhadap angka pengangguran. "Indikasi lain deindustrialisasi adalah terjadinya peningkatan industri dan ekspor barang mentah yang diikuti oleh penurunan penyaluran kredit perbankan," ujarnya.
Selain itu, gejala lainnya terlihat dari meningkatnya impor barang jadi ke Indonesia yang dapat memengaruhi industri serta usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM). "Lonjakan produk impor terjadi pada sektor makanan, minuman, komestik, obat tradisional, jamu, dan farmasi. Padahal, selama ini industri makanan dan minuman menjadi andalan dalam menopang perekonomian nasional," ujar Deniey.
Di sisi lain, industri nasional juga menghadapi beban-beban lain, seperti penguatan rupiah, kenaikan tarif dasar listrik, kenaikan biaya logistik, dan bunga perbankan yang tinggi