Senin, 29 Juni 2009

Education.......


Disimpan dalam Belajar dari suatu hal yang telah terjadi

Institusi sekolah erat kaitannya dengan disiplin. Bahkan di jaman tahun 80 an sekolah-sekolah yang dianggap baik terkenal karena peraturan yang ketat dan disiplin yang tinggi. “Sekolah itu bagus karena disiplin nya kuat sekali, buktinya tiap ada anak yang melanggar peraturan dihukum dengan hukuman yang berat.” Komentar para orang tua siswa di jaman itu. Demikian lah di jaman itu sekolah yang pandai menghukum siswa nya dengan hukuman berat malah diburu para calon orang tua siswa.

Banyak pihak yang masih menghubungkan penegakan disiplin di sekolah dengan menghukum siswa. Padahal kedua-dua nya tidak saling berhubungan. Karena terbukti penegakan disiplin dengan hukuman hanya akan membuahkan sikap disiplin yang semu yang lahir karena ketakutan bukan karena lahirnya kesadar an akan perbaikan perilaku.

Sebenarnya ada jalan tengah diantara disiplin dan menghukum . Jalan tengah itu disebut konsekuensi. Sebuah konsekuensi berarti menempatkan siswa sebagai subyek. Seorang siswa yang dijadikan subyek berarti diberikan tanggung jawab seluas-luas nya dengan konsekuensi sebagai batasan.

Siswa terlambat masuk sekolah ? solusinya dia terkena konsekensi pulang lebih telat dari yang lainnya, atau waktu istirahat dan bermain dipotong . Jangan sampai disitu saja, bicarakan hal ini dengan orang tua siswa, karena mungkin masalah timbul bukan karena si anak tapi karena masalah orang tua.

Dalam mengatasi masalah terlambat masuk sekolah ini saya punya contoh menarik. Tidak jauh dari tempat tinggal saya ada sebuah sekolah menengah atas yang memilih mengunci pintu gerbangnya setiap jam 7 pagi tepat. Anda bisa bayangkan mereka yang terlambat akan kesulitan untuk masuk karena pintu gerbang sudah terkunci. Setiap hari akan ada sekitar 10 orang siswa yang tertahan diluar menjadi tontonan warga sekitar yang lewat di depan sekolah tersebut. Padahal mereka yang terlambat belum tentu malas, bisa saja karena alasan cuaca atau hal-hal lain yang tidk bisa dihindari.

Alasan pihak sekolah mungkin bisa diterima, tindakan mengunci gerbang diambil atas nama penegakkan disiplin dan membuat siswa menjadi sadar akan pentingnya datang tepat waktu ke sekolah. Tapi sadarkah pihak sekolah bahwa mengunci siswa di luar bisa mempermalukan harga diri sisw? Bagaimana bila tetangga atau orang-orang yang mengenali mereka lewat saat mereka terkunci di luar.

Padahal saat sekolah mau menerapkan konsekuensi atas siswa yang terlambat, banyak tindakan yang bisa dilakukan, dari memotong jam istirahat sampai meminta mereka masuk sekolah di hari Sabtu atau Minggu saat teman -temannya libur. Dengan demikian harga diri siswa terjaga dan siswa menjadi makin bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukannya. Siswa juga menjadi sadar bahwa konsekuensi bertujuan untuk penyadaran dengan mengambil atau mengurangi hak istimewa mereka .

Mari kita mengenali apa itu hukuman dan konsekuensi

Hukuman

1. Menjadikan siswa sebagai pihak yang tidak punya hak tawar menawar dan tidak berdaya. Guru menjadi pihak yang sangat berkuasa. Ingat “Power tends to corrupt”

2. Jenisnya tergantung guru, apabila hati guru sedang senang maka siswa terlambat pun tidak akan dikunci diluar.

3. Bisa dijatuhkan berlipat-lipat derajatnya terutama bagi siswa yang sering melanggar peraturan.

4. Guru cenderung memberi cap buruk bagi anak yang sering melanggar.

5. Sifatnya selalu berupa ancaman

6. Tidak boleh ada pihak yang tidak setuju, semua pihak harus setuju. Jadi sifatnya memaksa.

Konsekuensi

1. Dijatuhkan saat ada perbuatan yang terjadi dan berdasarkan pada aturan yang telah disepakati.

2. Sesuai dengan perilaku pelanggaran yang siswa lakukan.

3. Menghindari memberi cap pada anak, dengan memberi cap jelek akan melahirkan stigma pada diri anak bahwa ia adalah pribadi yang berperilaku buruk untuk selama-lamanya.

4. Membuat siswa bertanggung jawab pada pilihannya. Anda bisa mengatakan “Andi kamu memilih untuk ribut pada saat bu guru sedang menerangkan maka silahkan duduk di luar selama 5 menit”. Dengan demikian anda menempatkan harga diri anak pada peringkat pertama. Bandingkan dengan perkataan ini “Andi, dasar kamu anak tidak tahu peraturan,…. tukang ribut! Sana keluar….!

Selasa, 23 Juni 2009

Hidup ini ibarat pertunjukan wayang kulit, semua tergntung sang dalang sebagai pemegang kendali. Sosok wayang pun tiada arti dan tiada makna tanpa adanya sang dalang sebagai pemegang kendali.

Begitu pula dengan proses kehidupan manusia, kita merasa kecil jika dihadapkan dengan kekuasaanNya dan ke esaanNya. Memang Dia maha besar dan maha segala-galanya, tidak ada suatu makhluk pun yang mampu menandingi kebesarannya.

Kita dilahirkan dibumi ini seperti selembar kertas putih bersih tanpa bercak noda sedikit pun.Akankah kita kotori dengan perbuatan kita yang tiada manfaat??? Itu semua tergantung kita, mampu atau tidak mengahadapi godaan-godaan yang sengaja telah disediakan untuk menguji ketebalan keImanan hati kita. Kalau kita terlena dengan kenikmatan duniawi yang sebenarnya itu hanya halusinasi kehidupan dan tiada nyata keberadaannya. Harta, wanita dan tahta sering kali jadi momok besar yang sering perselisihan oleh setiap penghuni dunia fana ini. Tapi hal itu apakah selalu menjadi hal yang paling utama ??? Dan apakah juga dunia kan berputar selamanya ??? ATAU menunggu sampai ada kata penyesalan ????
Sebagai manusia kita harus sadar bahwa bumi ini berputar , begitu pula dengan kehidupan manusia. Kadang berada diatas, kadang juga dibawah. Kadang kalau sudah berada pada posisi yang dianggap itu paling dan paling kita tidak mau beranjak dari posisi itu, tetap akan mempertahankan bagaimanapun caranya akan ditempuh. Sampai lupa kodratnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME. Melalaikan perintah dan larangannya.

Sebenarnya mata hati kita tidak bisa dibohongi, tapi terkadang terkalahkan dengan ego. Kalau sudah demikian yang ada hanyalah panyesalan. Memang penyesalan tidak bisa diprediksi kedatangannya tapi kehadirannya tidak dapat dipungkiri dan itu pasti adanya.

GerSang Bumi tanpa hujan,,,
Gersang Minda tanpa Ilmu,,,
Gersang Hati tanpa Iman,,,
Gersang Jiwa tanpa Amal,,,

Manusia hanya mengalami dua fase kehudupan saja yaitu anak-anak dan dewasa, masa remaja hanya masa transisi dr anak-anak ke dewasa.Jadi masa aktif kita didunia ini tidak lama dan janganlah terlena akan surga dunia karena surga yang sebenarnya telah menunggu kehadiran kita.

Berusaha dan terus berusaha lah untuk mencapai keridhoan Nya dan nikmatilah atas apa yang telah dijanjikan yaitu taman surga yang tidak bisa kita bayangkan nikmat didalamya.