Sabtu, 28 Agustus 2010

Mukjizat al-Qur’an untuk Ilmu Pengetahuan Manusia

Ramadhan tahun ini, bangsa Indonesia kembali memperingati Nuzulul Qur’an. Pemerintah mengimbau masyarakat agar peringatan Nuzunul Qur’an tahun 2010 dimaknai lebih pada kesadaran spritualitas akan mukjizat al-Qur’an untuk ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi peradaban manusia.



Barangkali, sebagian besar umat muslim mengetahui malam Nuzunul Qur’an. Ya, malam special jatuh pada 17 Ramadhan. Momen ini diperingati sebagai turunnya al-Qur’an pertama kalinya dari Allah Swt kepada Nabi Muhammad saw, berupa lima ayat pertama surat al-Alaq, melalui perantara malaikat Jibril. Intisari 5 ayat surat ini, yakni: Allah menyuruh manusia untuk membaca, mempelajari dan mengamalkan al-Qur’an agar mengetahui segala ciptaan-Nya; Allah menyuruh manusia untuk mensyukuri ciptaan-Nya; dan dari al-Qur’an, manusia bisa banyak belajar banyak hal yang belum diketahui.

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. al-alaq ayat 1-5).
Tentu saja, Allah menurunkan surat pertama tersebut untuk kemajuan manusia, khususnya para pengikut Rasulullah saw sejak zaman dulu sampai masa mendatang. Makna Surat al-alaq ayat 1-5 ini selanjutnya saling bertalian dengan surat-surat al-Qur’an lain, yang kandungan maknanya lebih luas dan lebih detil, tidak hanya bermakna seputar ketauhidan, fikih, dan ibadah, tetapi juga memiliki makna yang berhubungan rahasia-rahasia ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi peradaban dunia selanjutnya. Karena al-Qur’an, banyak ilmuwan besar lahir. Mereka berhasil menemukan banyak hal di segala bidang, seperti Iptek, kedokteran, ekonomi, politik, serta militer. Ibnu Sina, Al-Ghazali, al-Farabi, al Khindi, Ibnu Rusydi, Salman al Farisi, adalah di antaranya. Mereka berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang masing-masing karena begitu tekun mendalami sumber ilmu yang melimpah dari al-Qur’an. Bagi mereka, al-Qur’an adalah petunjuk penting untuk menemukan, menciptakan, atau mengembangkan teori menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi umat manusia. Lantas, mengapa al-Qur’an sebegitu penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan? Mengapa para banyak ilmuwan muslim terus giat menggali pengetahuan dari al-qur’an ?
Jawabannya sederhana : al-Qur’an adalah mukjizat. Dia tidak hanya sekedar kitab secara fisikal sebagai simbol manusia beragama Islam. Lebih dari itu, al-Qur’an adalah sumber informasi dan petunjuk dari segala sesuatu. Al-Qur’an adalah sesuatu hal yang luarbiasa dan dipaparkan oleh seorang nabi, dalam konteks ini Nabi Muhammad saw. Karena suatu mukjizat, al-Qur’an pun tidak tertandingi bagi siapa saja yang menentangnya. Begitu juga dalam konteks ilmu pengetahuan.
Dalam buku Mukjizat al-Quran, karangan M. Quraish Shihab, disebutkan bahwa manusia bisa mengetahui isyarat-isyarat ilmiah dari al-Qur’an, misalnya tentang reproduksi manusia, kejadian alam semesta, awan, gunung, tumbuh-tumbuhan, dan juga penanggalan. Untuk mengetahui isyarat-isyarat tersebut, tentu saja manusia harus mendalami al-Qur’an itu sendiri, sebagaimana para ilmuwan yang disebutkan tadi. M. Quraish Shihab mengatakan, al-Qur’an adalah kitab petunjuk untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Di dalamnya terdapat berbagai petunjuk tersirat dan tersurat yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan guna mendukung fungsinya sebagai kitab petunjuk. M Quraish Shihab menambahkan, hakikat-hakikat ilmiah yang disinggung al-Qur’an dikemukakannya dalam redaksi yang singkat dan sarat makna. Jadi, hanya orang-orang yang tekun berpikir dan merenung saja yang bisa mengungkap hakikat-hakikat ilmiah tersebut dengan waktu yang panjang dan terus menerus.
Karenanya, tak heran, kalau ajaran Islam selalu menekankan umatnya untuk mendalami dan merenungi kandungan al-Qur’an agar mereka bisa menemukan hal-hal luar biasa, yang tidak terjangkau oleh orang kebanyakan. Faktanya, bukankah tidak semua umat muslim yang menjadi ulama atau ilmuwan? Itu karena hanya orang-orang yang gigih dan tekun saja yang bisa menemukan kandungan mukjizat dari al-Qur’an, khususnya dalam perkembangan ilmu pengetahuan sampai sekarang ini
. {{www.alifmagz.com}}

Tidak ada komentar: